Berdasarkan siklus akuntansi yang kita telah peroleh dari perusahaan Pak Jono (Mitra Mart) kita telah memperoleh neraca lajur yang sudah bisa dijadikan dasar perhitungan harga pokok penjualan. Tetapi sebelumnya silahkan baca artikel Harga Pokok Penjualan (HPP) untuk melihat formatnya.
Dari transaksi pak jono kita melihat bahwa hal-hal yang mempengaruhi Laporan HPP adalah :
- Penjualan
- Return Penjualan
- Potongan Penjualan
- Pembelian
- Rerturn Pembelian
- Potongan Pembelian
- Ongkos Angkut Pembelian
- Persediaan Awal
- Persediaan Akhir
Kita melihat bahwa Posisi Harga Pokok Penjualan Pak Jono adalah Rp. 494.550.000. secara singkat kami jelaskan cara menghitungnya.
1. Menghitung Penjualan Bersih
Rumusnya : Penjualan – (Return Penjualan + Potongan Penjualan) = Penjualan Bersih
Ongkos Angkut Penjualan tidak termasuk dalam hitungan HPP dan menjadi biaya umum saja.
2. Menghitung Pembelian Bersih
Rumusnya : (Pembelian + Ongkos Angkut Pembelian) – (Return Pembelian + Potongan Pembelian) = Pembelian Bersih
3. Menghitung Persediaan Barang
Rumusnya : Persediaan Awal + Pembelian Bersih = Persediaan Barang
4. Menghitung Harga Pokok Penjualan
Rumusnya : Persediaan Barang – Persediaan Akhir = Harga Pokok Penjualan
5. Menghitung Laba Kotor
Rumusnya : Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan = Laba Kotor
6. Menghitung Laba Bersih Sebelum Pajak
Rumusnya : Laba Kotor – Akumulasi Biaya = Labaa Bersih Sebelum Pajak.
Dari contoh kasus akuntansi mitra mart ini kita melihat bahwa laporan yang di hasilkan oleh neraca lajur untuk nilai HPP adalah sama dengan nilai dalam Laporan HPP di atas. Ini membuktikan bahwa perhitungan HPP Neraca Lajur adalah sudah benar dan sesuai dengan Hasil laporan di atas.
Dalam Laporan ini kami tidak menampilkan laba bersih setelah pajak.
Demikian artikel kita kali ini tetang Contoh Laporan Harga Pokok Penjualan Perusahaan Dagang. Jika ada kesulitan dalam memahami, silahkan jangan sungkan untuk bertanya !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar